PROSES PEMBENTUKAN SALING PENGERTIAN PADA JIWA KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI ISLAM

Main Article Content

Yuliana Restiviani

Abstract

Komunikasi yang efektif dan saling pengertian memegang peranan penting dalam konteks komunikasi Islam. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan proses pembentukan saling pengertian pada jiwa komunikator dalam komunikasi Islam.Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini adalah pendekatan kualitatif dengan menganalisis literatur dan penelitian terkait. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat beberapa tahapan yang melibatkan komunikator dalam pembentukan saling pengertian dalam konteks komunikasi Islam.Tahap pertama adalah kesadaran diri dan refleksi. Komunikator perlu memiliki kesadaran diri tentang keyakinan, nilai, dan sikapnya terkait dengan Islam. Refleksi pribadi membantu komunikator memahami bagaimana pengaruh-pengaruh pribadi tersebut dapat mempengaruhi komunikasi dengan individu atau kelompok lain.Tahap kedua adalah pengetahuan agama yang kuat. Komunikator perlu memahami ajaran Islam dengan baik dan memperdalam pengetahuannya tentang prinsip-prinsip, nilai-nilai, dan praktik-praktik dalam Islam. Pengetahuan agama yang kuat memberikan landasan yang kokoh dalam komunikasi Islam yang lebih efektif.Tahap berikutnya adalah empati dan pemahaman terhadap pendengar. Komunikator harus mampu melihat dunia dari perspektif pendengar dan memahami kebutuhan, nilai-nilai, dan tantangan yang dihadapi oleh mereka. Kemampuan untuk berempati membantu komunikator menciptakan lingkungan yang mendukung dalam membangun saling pengertian.Tahap terakhir adalah penggunaan bahasa yang tepat dan komunikasi yang jelas. Komunikator harus mampu mengomunikasikan pesan-pesan Islam dengan bahasa yang mudah dipahami oleh pendengar. Gaya komunikasi yang jelas dan terbuka membantu menghindari kebingungan dan kesalahpahaman dalam proses komunikasi. Dalam kesimpulan, proses pembentukan saling pengertian pada jiwa komunikator dalam komunikasi Islam melibatkan tahapan kesadaran diri dan refleksi, pengetahuan agama yang kuat, empati dan pemahaman terhadap pendengar, serta penggunaan bahasa yang tepat. Memahami dan mengimplementasikan tahapan-tahapan ini dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dalam konteks Islam, mempromosikan pemahaman yang lebih baik, dan memperkuat hubungan harmonis antara individu dalam masyarakat Muslim.

Article Details

How to Cite
Restiviani, Y. (2023). PROSES PEMBENTUKAN SALING PENGERTIAN PADA JIWA KOMUNIKATOR DALAM KOMUNIKASI ISLAM. ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies, 1(1), 37–52. https://doi.org/10.21266/ejis.v1i1.124
Section
Articles

References

Aristoteles. 1990. De Anima Book II, Diterjemahkan oleh J.A . Smith, Classic in the History of Psychology.

Effendy. 2004. Dinamika Komunikasi, Bandung: Rosdakarya.

Herbert C. Kelman. 1992. The Interpersonal Communication Book, NewYork: Harper Collins Publishers.

http://jefrineparian.blogspot.com/2014/06/psikologi-komunikator.html, diakses pada: 19 April 2020.

Jalaluddin Rakhmat. 2005. Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Kattsoff, Louis O. 2004. Pengantar Filsafat.Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,

Lestari G, Endang dan Maliki, MA. 2003. Komunikasi yang Efektif, Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Musa Hubies dkk. 2012. Komunikasi Profesional, Bogor : IPB Press.

Nina M. Armando. 2009. Modul Psikologi Komunikasi, Jakarta: Universitas Terbuka.

Raven. 2000. Sumber Kuasa Pemimpin, Jakarta: Bumi Aksara, http://jefrineparian.blogspot.com/2014/06/psikologi-komunikator.html, diakses pada: 19 April 2020.