KEABSAHAN WALI MUHAKKAM PADA PERNIKAHAN SIRRI

Main Article Content

Nabhani Yustisi
Muksalmina

Abstract

Kedudukan wali dalam sebuah pernikahan merupakan hal yang urgen, mengingat keberadaannya sebagai penyebab sahnya suatu pernikahan, Wali nikah adakalanya wali nasab, wali hakim (sultan), wali muhakkam, dan wali maula. Penelitian ini akan meneliti tentang bagaimanakah dinamika pernikahan sirri oleh wali muhakkam. Penelitian ini menggunakan metode normative yuridis. Hasil penelitiannya adalah terkait keabsahan wali muhakkam dalam pernikahan siri, wali muhakkam dalam pernikahan yang dibolehkan baik secara hukum Islam dan hukum positif adalah KUA yang diberikan amanat oleh Menteri Agama Republik Indonesia. Walaupun banyak dalam Masyarakat yang melakukan pernikahan siri bukan di KUA sehingga nikah yang dilakukan adalah tidak sah.

Article Details

How to Cite
Yustisi, N., & Muksalmina. (2023). KEABSAHAN WALI MUHAKKAM PADA PERNIKAHAN SIRRI . ENLEKTURER: Journal of Islamic Studies, 1(2), 109–122. https://doi.org/10.21266/ejis.v1i2.153
Section
Articles

References

Abdul Ghani Abdullah, Pengantar Kompilasi Hukum Islam Dalam Tata Hukum Islam, Cet. I, Jakarta: Gema Insani Press, 1994.

Al-Jaziri Abdurrahman, Fiqh ‘Ala Madzahib al-Arba’ah, Jld. IV, Kairo: Muassisah al-Mukhtar Linnasyar Watauzi’, 2006.

Asy-Syarbini Muhammad bin Muhammad Al-Khatib, Mughni Al-Muhtaj, Juz. III, Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 2006.

Muhammad Abdul Aziz al-Khalidi, Sunan Abu Daud, Juz III, Beirut: Dar al-Kutub ‘Ilmiah, 1997.

Dadi Nurhaedi, Nikah Bawah Tangan Praktik Nikah Siri. Yogyakarta:Saujana, 2003.

Mashuri Iqbal, M. Bakri Li Sufyana, Mencari Cahaya Dari Ilmu Ulama. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994.

Muhammad Bagir, Fiqih Praktis II, Bandung: Karisma, 2008.

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Ed. I, Cet. VII, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2004.

Tim Redaksi Nuansa Aulia,Kompilasi Hukum Islam, (Bandung:CV. Nuansa Aulia, 2012), h. 111.

Undang-Undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan